Pengertian Fi"il Mujarrod dan Fi'il Mazid serta Pembagiannya




Ilmu sharaf adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang harus diketahui pertama kali oleh para pelajar agama,  terutama para pelajar yang ingin mendalami ilmu bahasa arab,karena ilmu sharaf merupakan salah satu syarat untuk mempelajari berbagai cabang ilmu agama bahkan juga salah satu syarat untuk mengkaji kandungan al qu’ran dan alhadits.
Dalam pembahasan ilmu sharaf kali ini penulis mencoba mengkaji tentang berbagai keterangan meliputi, fi’il mujarrod dan fi’il mazid beserta wazan-wazannya dengan menggunakan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami oleh para pembaca.


TO THE POIN ajah yah :) . 

      Dalam kesempatan ini saya akan membahas :
1. Apa pengertian fi’il mujarrod itu dan pembagiannya ?
2. Apa pengertian fi’il mazid beserta macam-macamnya ?


FI’IL TSULATSI MUJARROD

Fi’il tsulatsi mujarrod ialah kalimat fi’il madzinya yang terdiri dari tiga huruf dan bebas dari huruf tambahan. Contoh :­­نصر, ضرب  . Adapun fi’il tsulatsi mujarrod itu seluruhnya ada 6 (enam) bab. Dan diantara tiap-tiap bab dapat dibedakan dengan ada kharokat ‘ain fi’il yang ada pada fi’il madzi dan fi’il mudlori sebagaimana keterangan pada nadzom berikut ini :


فتح ضم فتح كسر فتحتان                                        كسر فتح ضم ضم كسرتان                                                               

فتح ضم .1        : ‘ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca dlomah pada fi’il mudlori’, wazannya adalah فعل يفعل (bab satu)
فتح كسر .2        : ‘ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca kasroh pada fi’il mudlori’, wazannya adalah فعل يفعل (bab dua)
فتحتا ن .3          : ‘ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan pada fi’il mudlori’, wazannya adalah فعل يفعل (bab tiga)
كسر فتح .4        : ‘ain fi’il dibaca kasroh pada fi’il madzi dan dibaca fathah pada fi’il mudlori’, wazannya adalah فعل يفعل (bab empat)
ضم ضم .5        : ‘ain fi’il dibaca dlomah pada fi’il madzi dan pada fi’il mudlori’. Wazannya adalah فعل يفعل (bab lima)
كسرتان .6         : ‘ain fi’il dibaca kasroh pada fi’il madzi dan pada fi’il mudlori’. Wazannya adalah فعل يفعل (bab enam)[1]

(BAB I : فعل يفعل )

Bab satu ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca dlomah pada fi’il mudlori’nya. Wazannya adalah : فعل يفعل .
Adapun lafadz-lafadz yang masuk pada bab satu kebanyakan berupa fi’il muta’adi dan terkadang berupa fi’il lazdim namun sedikit. Fi’il mu’tadi ialah kalimat yang membutuhkan maf’ul bih (sasaran pekerjaan/objek). Contoh :
نصرزيندعمروا    =   Zaid telah menolong Amar
Dan fi;il lazim ialah kalimat yang tidak membutuhkan maf’ul bih. Contoh :
خرج زيد             =  Zaid telah keluar


( BAB II : فعل يفعل )

Bab dua ini ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca kasroh pada fi’il mudlori’nya. Dan wazannya adalah فعل يفعل . adapun lafadz-lafadz yang masuk bab dua kebanyakan berupa fi’il mu’tadi.
Contoh :
ضربت زيدا          = Saya memukul Zaid

(BAB III : فعل يفعل )

Bab tiga ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca fathah padafi’il madzi dan pada fi’il mudlori’. Wazannya adalah فعل يفعل
Adapun lafadz-lafadzyang masuk pada bab tiga kebanyakan berupa fi’il mu’tadi.
Contoh :
فتح زيد الباب      = Zaid membuka pintu
Dan terkadang berupa fi’il lazim.
Contoh :
 البذرنبت           = Tumbuh itu benih
Lafadz-lafadz yang ikut bab tiga diisyaratkan ‘ain fi’il atau lam fi’ilnya berupa huruf halaq yang jumlahnya ada enam yaitu :
, عين, خاء, حاء, هاء, همزة غين[2]
Contoh :
, يذهب, نشأ, ينشأ ذهب
(BAB IV : فعل يفعل )
Bab empat ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca kasroh pada fi’il madzi dan dibaca fathah pada fi’il mudlori’.
Wazannya adalah فعل يفعل
Lafadz-lafadz yang ikut bab empat kebanyakan berupa fi’il muta’adi.
Contoh :
علم زيد المسألة            = Zaid mengetahui masalah
Dan terkadang berupa fi’il lazim, namun sedikit.
Contoh :
 زيدوجل                  = Zaid merasa takut 

Dan lafadz-lafadz yang ikut bab empat ini banyak menunjukan arti penyakit, susah, gembira.       
Contoh :
سقم                         = Sakit
مرض                     = Sakit
Dan juga menunjukkan arti warna, ‘aib dan hiasan.
Contoh :
شهب                      = Kelabu[3]


( BAB V : فعل يفعل )

Bab lima ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca dlomah pada fi’il madzi dan fi’il mudlori’. Wazannya adalah : فعل يفعل
Adapun lafadz-lafadz yang termasuk bab lima semuanya berupa fi’il lazim karena bab lima ini khusus diikuti fi’il-fi’il yang menunjukkan arti watak atau tabi’at dan sifat-sifat pembawaan yang melekat (tidak mudah luntur) seperti : pemberani, penakut, bagus, jelek, kuning, hitam dan sebagainya. Sedangkan lafadz-lafadz yang menunjukkan arti demikian ini tidak membutuhkan maf’ul (tidak berhubungan dengan maf’ul) namun hanya membutuhkan / berhubungan dengan fa’il saja, maka dari itu hukkumnya lazim yang akhirnya bab lima tidak ada isim maf’ul.

(BAB VI : فعل يفعل )

Bab enam ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca kasroh pada fi’il madzi dan fi’il mudlori’nya. Wazannya adalah فعل يفعل
Adapun lafadz-lafadz yang termasuk bab enam kebanyakan berupa fi’il muta’adi.
Contoh :
حسب زيدعمرواالفاضل        = zaid menyangka Amr orang yang utama
Dan terkadang berupa fi’il lazim namun sedikit.
Contoh :
ومق زيد                           = zaid telah mabuk cinta[4]


(FI’IL RUBA’I MUJARROD)

Fi’il Ruba’i Mujarrod ialah kalimat yang fi’il madzinya memuat empat hurufasal dan bebas dari huruf tambahan.
Contoh :           دخرج  يدخرج  دخرجة  
Fi’il ruba’i mujarrod hanya terdiri dari satu bab saja.
Lafadz-lafadz yang termasuk bab ruba’I mujarrod kebanyakan berupa fi’il muta’adi.
Contoh :  
     دخرج زيدالحجر    = Zaid menggelindingkan batu
Dan terkadang berupa fi’il lazim namun sedikit
Contoh :
دربج زيد                 = Zaid lari ketakutan

(FI’IL TSULATSI MAZID)

Fi’il tsulatsi mazid ialah kalimat yang fi’il madzinya memuat lebihdari tiga huruf dengan perincian yang tiga berupa huruf asal dan yang lain berupa huruf tambahan, contoh : اجتمع  dan lain lain. Secara garis besarnya fi’il tsulatsi mazid terbagi menjadi tiga macam :
1. Ruba’i
2. Khumasi
3. Sudasi[5]
 
1. FI’IL TSULATSI MAZID RUBA’I

Fi’il tsulatsi mazid ruba’I ialah kalimat yang fi’il madzinya terdiri dari empat huruf, yang tiga berupa huruf asal dan yang satu berupa huruf tambahan. Sedangkan huruf tambahan disini adakalanya berupa huruf yang sejenis dengan a’in fi’il (tasydid), hal ini terdapat pada bab تفعيل yang berwazan فعل atau berupa alif yang ada diantara fa’ dan ‘ain fi’il, hal ini terdapat pada bab مفعلة  yang berwazankan فاعل dan adakalanya berupa hamzah Qotho’  yang ada dipermulaan, hal ini terdapat pada bab افعال  yang berwazankan افعل

Bagian yang pertama ada tiga bab, yaitu :

a. wazan افعل  seperti : اكرم
Asalnya كرم , ditambah hamzah awalnya
b. wazan فعل seprti فرح
Asalnya فرح , ditambahi ‘ain fi’ilnya, maksudnya untuk ta’diyah  فرح (gembira), فرح (menggembirakan)[6]
c. wazan فاعل seperti قاتل مقاتلة وقتالا
Asalnya قتل, ditambah alif, maksudnya untuk isytirak (bersama/bersekutu), seperti :
قتل (membunuh), قاتل (saling bunuh/perang),
عرف (kenal/tahu), تعارف  (saling mengenal),

2. FI’IL TSULATSI MAZID KHUMASI

Fi’il tsulatsi mazid khumasi ialah lafadz yang fi’il madlinya terdiri dari lima huruf, yakni tsulatsi ditambah 2 huruf, semuanya ada 5 bab, yaitu :
a. Yang dimulai dengan ta’ dan ‘ain fi’ilnya ditakrar (berulang) serta diidghamkan, seperti wazan             تفعل mauzunnya تكسر تكسرا .
asalnya : كسر (pecah), تكسر (menjadi pecah),
seprti : كسرت الزجاح فتكسر(saya memecahkan kaca, maka pecahlah kaca itu), dan  sebagainya.
b.  Wazan تفعال, ditambahkan ta’ dan alif antara fa’ dan ‘ain fi’ilnya, seperti : تباعد.
Asalnya بعد (jauh) , تباعد (saling menjauh)
c. Yang dimulai dengan hamzahdan ditambah nun, seperti :
wazan :  افعل, seumpama lafadz : انقطع.
Asalnya: قطع (putus), انقطع (menjadi putus).
Contohnya: قطعت الحبل فانقطع (saya memutuskan tali, maka putuslah tali itu).
d. Wazan افتعل, ditambah lafadz hamzah dan ta’, seperti lafadz اجتمع اجتمعا.
Asalnya جمع (berkumpul), اجتمع (menjadi kumpul).
Contohnya : اجمعت الحطب فاجتمع (saya mengumpulkan kayu, maka terkumpullah kayu itu).
e. Wazan افعل ditambah hamzah dan takrar lam fi’il, seperti: احمر احمرارا.
Asalnya حمر (merah), احمر (menjadi merah).
Contoh : حمرت الثوب فاحمر (saya memerahi baju itu, maka merahlah baju itu).

3. FI’IL TSULATSI MAZID SUDASI

Fi’il tsulatsi mazid sudasi ialah lafadz yang fi’il madlinya enam huruf (dengan tambahan tiga huruf), terbagi atas lima bab, yaitu :
a. wazan استفعل  , ditambah hamzah, sin dan ta seperti lafadz  استخراجا استخرج, asalnya خرج  artinya keluar.
Contoh : استخرجت الثوب فخرج
Saya mengeluarkan baju, maka keluarlah baju itu.
b. wazan افعال, daitambah hamzah alif dan takrar lam fi’il serta diidghamkan. Seperti : احمار, asalnya حمر artinya merah, احمار (bertambah merah).
Contoh :  احمار احميرارا .
c. wazan افعوعل, ditambah hamzah, takrar ‘ain fi’il dan wawu ditengahnya, mauzunnya lafadz : اعشوشب. Asalnya عشب (rumput tumbuh), seumpama lafadz الحشيش اعشوشب = rumput itu menjadi banyak.
d. wazan افعنلل, seperti lafadz : اقعنسس ditambah nun. Hamzah dan lam takrar fi’ilnya serta diidghamkan. Asalnya قسغ (mengedik/melentuk kebelakang); اقعنسس (terlambat dan mundur kebelakang).
e. wazan افعنلي, seprti lafadz ; اسلنقي اسلنقاء ditambah hamzah, nun dan ya’ yang ditukar kepada alif maqsurah. Lafadz اسلنقي asalnya سلق (merebus); اسلنقي (terlentang).[7]

KESIMPULAN

Fi’il tsulatsi mujarrod ialah kalimat fi’il madzinya yang terdiri dari tiga huruf dan bebas dari huruf tambahan. Adapun fi’il tsulatsi mujarrod itu seluruhnya ada 6 (enam) bab. Fi’il tsulatsi mazid ialah kalimat yang fi’il madzinya memuat lebihdari tiga huruf dengan perincian yang tiga berupa huruf asal dan yang lain berupa huruf tambahan. Secara garis besarnya fi’il tsulatsi mazid terbagi menjadi tiga macam : ruba’I, khumasi, sudasi.


[1] KH. M. Abdul Manaf Hamid, Pengantar Ilmu Sharaf Istilakhi dan Lughowi, (Nganjuk: PP.Fathul Mubtadiin,1995), hlm. 24-25.
[2] Al-imam Abi Hasan Ali bin Hisyam Al-kaylani, Syarah Kailani, (Surabaya: Al hidayah), hlm. 3.
[3] KH. M. Abdul Manaf Hamid, Op. Cit, hlm. 26-40.

[4] KH. M. Abdul Manaf Hamid, Op. Cit, hlm. 46.

[5] Syaikh Jalaluddin Assuyuti, syarakh al allamah ibnu aqil, (Semarang:Pustika Al alawiyah), hlm. 190. 
[6] Syaikh Ma’shum bin Ali, Amtsilati at tashrifiyah, (kuwaron, jombang: Darul Hifdzi Assalafi), hlm. 13-14.
[7] K.H. Moch.Anwar, Revisi Ilmu Shorof Terjemahan Matan dan Nadham AL-Maqsud berikut penjelasannya,(Bandung : Sinar Baru Algesindo, 200), hlm. 12-15.

3 Responses to "Pengertian Fi"il Mujarrod dan Fi'il Mazid serta Pembagiannya"

  1. Makasih pencerahane sehingga saya lebih mudah Dan sangat membantu say dalam mengerjakan tugas

    ReplyDelete
  2. Terimakasih dengan adanya artikel ini saya jadi ingat kembali pelajaran waktu di ponpes. Karna buku catatan hilang dipijem kawan ga dipulangkan.🙏

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel